FanFiction: “THE TRAVELING” (Rachel) Chapter 5

BY IN Animorphs Comments Off on FanFiction: “THE TRAVELING” (Rachel) Chapter 5 , ,

Chapter 5


Silence …

Everyone is looked at me.

I’m confused. Angry. Upset. Everything is mixed together. Even I felt my blood boil.

“Why are you Rachel?” Jake finally asked.

I weigh. Do I have to tell you all to my friends? About this mysterious girl, who had come last night and tried to thwart the mission hounding shall we do? Maybe not now, I thought. I have not met her in person. If I told them even now there is no evidence. My friends will not believe.

“Sorry guys … It’s nothing,” I said finally.

Cassie grabbed my arm.

“Are you sure you are okay?” she asked gently.

I nodded. At that moment I saw the whole eyes of Ax me. Andalites became increasingly suspicious, if he sees someone does not act normally as usual.

<Prince Jake … I think we should ask for Rachel, to whom she was speaking.> Ax thought-speak heard by us all.

Suddenly Marco patted his forehead.

“Wait a minute … Do not say a word, I know what happened,” he said. “You feel the conversation is too boring. Then you fall asleep and you dream of a handsome guy that asked you out. You turned it down because he is shorter than you, right? Because this guy keep blurted, you’ve finally snapped him up.” Marco chuckled satisfied. “How? Is there any mistake of my story?”

I pretended to think.

“Yeah right, there is one thing. Why do not you ever wear your brains ???” I snapped on him.

“Rachel, calm down,” said Jake. “Marco, please do not disturb her.”

Said Jake again,

“But I agree with Ax. You have to tell us. what you said earlier, you addressed to someone, right?”

I was cornered. Do I have to tell?

<I think …> Tobias said. <Rachel was being heard language-mind that only addressed to her.>

Teng Tong …  Tobias was exactly right.

“It makes sense,” said Jake. “Who contacted you earlier?” Jake asked.

Cassie looked at me.

“We know that regular use of languages ​​other than Animorphs mind here is Andalites. What are you trying to say, which just now is Visser Three contacted you?”

<If Visser Three always use the language of the mind, addressed to all people. So definitely not him,> Ax chimes.

“Then who?”

“Or perhaps …” I heard his voice again. Big grin on her face. “… Tobias secretly sending personal thought-speak to you. And you’re too busy to listen to all flirt …”

“I have a suggestion for you Marco. Why do not you learn to shut your mouth ???” without realizing I was getting yelled at him.

“Okay Okay … Sorry …” he said, still grinning.

“Guys, can we focus?” Jake looked getting impatient.

He continued,

“If it was Rachel heard the other language-mind, then I think she should notify all of us. So, how Rach?”

Finally I gave up.

“Yeah, I heard this voice in my room since last night. And that is just now also looks like she does. She warned me to cancel our mission this time.”

Jake frowned, “How did she know about the mission?”

Cassie interrupted, “So have you met her?”

I shrugged.

“Well … not directly anyway.”

“You mean?”

I sighed before continuing,

“I met her in my room … A cockroach …”

“A cockroach ???” Jake said. “Wait a minute. You do not want to say that …”

I nodded.

“Yeah, Jake. It seems there is another Animorphs beside us … According to her, she’s a girl.”

<What is not possible if it is David?> Tobias said.

I immediately thought of the day, where we had to trap David so that he became nothlit. There was faint in my ears, desperate screams, crying, screaming, cursing. I shudder to imagine if he gets his morph back, of course he will return for revenge. From some of the fight, somehow he always win. Even Jake almost lost his life in a one on one duel between morph tiger and lion that belong to David.

<But Tobias, Rachel and I had confirmed him as nothlit before we took him to the island,> Ax said.

<I mean, is it not possible for a nothlit to obtain his morph back?>

<That’s not possible.>

<What about me? I’m nothlit, but I can morph again, right?>

<That’s because you were chosen by Ellimist as part of his plan, so he returns your morph capabilities.>

<What if Ellimist treated David same as me. What if he also restores his morph ability?>

For a moment, Ax could not speak.

“I think it’s impossible,” said Cassie. “Look, we are a group of Animorphs, and for Ellimist, we are just a tool to fight with Crayak, right? It’s natural that he wants to win. It’s natural that he restores the ability to morph of Tobias. But David? He’s a nobody, right? So I thought , Ellimist will not bother to restore his morph ability right? “

“I agree,” said Jake. “Whoever she is, I think she is not David. David was finished. So, once again we are dealing with the other Animorphs …”

“Wow … so more fun yeah … I wonder …” Marco said.

“But … that’s not possible?” I said. “I mean, we’ve sealed blue box, right? There is probably no one else who could gain the ability to morph other than us, right?”

“Then she talked about canceling the mission. Why?” Jake chase.

I replied,

“She thinks it’s a trap. And if we continue this mission, we will not be able to escape.”

<Prince Jake Mmmm … Rachel … I’m just wondering if she’s still here?> Ax asked.

I shrugged.

“I do not know. Maybe she’s gone.”

<I’m still here Rachel. I followed the whole conversation.>

===

Bab 5


Hening…

Semuanya menatapku

Aku bingung. Marah. Kesal. Semuanya bercampur menjadi satu. Bahkan aku merasakan darahku mendidih.

“Kenapa kau Rachel?” Jake akhirnya bertanya.

Aku menimbang-nimbang. Apakah aku harus menceritakan semuanya ke teman-temanku? Tentang cewek misterius ini, yang sejak semalam datang menggangguku dan berusaha menggagalkan misi yang akan kita lakukan? Mungkin tidak sekarang, pikirku. Aku belum bertemu dengannya secara langsung. Kalau kuceritakan sekarangpun tidak ada bukti. Teman-temanku mungkin tidak akan percaya.

“Sori guys… Bukan apa-apa,” kataku akhirnya.

Cassie memegang lenganku.

“Kau yakin kau tidak apa-apa?” tanyanya lembut.

Aku mengangguk. Saat itu aku melihat seluruh mata Ax menatapku. Andalite cepat sekali merasa curiga, jika dia melihat seseorang tidak bersikap wajar seperti biasanya.

<Pangeran Jake… Kayaknya kita harus tanya kepada Rachel, kepada siapa dia tadi berbicara.> bahasa-pikiran Ax terdengar oleh kami semua.

Tahu-tahu Marco menepuk jidatnya.

“Sebentar… Jangan ngomong dulu, aku tahu apa yang terjadi,” katanya. “Kau tadi merasa pembicaraan ini terlalu membosankan. Lalu kau tertidur dan kau bermimpi seorang cowok tampan mengajakmu kencan. Kau menolaknya karena dia lebih pendek darimu, kan? Karena cowok tadi nyerocos terus, akhirnya kau bentak dia.” Marco terkekeh puas. “Gimana? Ada yang salah dari ceritaku?”

Aku pura-pura berpikir.

“Ya betul, memang ada yang salah. Kenapa kau tidak pernah memakai otakmu???” bentakku.

“Rachel, tenanglah,” kata Jake. “Marco, tolong jangan kau ganggu dia.”

Lanjut Jake lagi,

“Tapi aku sependapat dengan Ax. Kau harus menceritakan kepada kami. Perkataanmu tadi pasti kau tujukan pada seseorang, kan?”

Aku terpojok. Apakah aku harus menceritakannya?

<Menurutku…> kata Tobias. <Rachel tadi sedang mendengar bahasa-pikiran yang hanya ditujukan kepadanya.>

Teng Tong… Tebakan Tobias tepat sekali.

“Masuk akal,” kata Jake. “Siapa yang mengontakmu tadi?” tanya Jake.

Cassie memandangku.

“Kita tahu yang biasa menggunakan bahasa-pikiran di sini selain Animorphs adalah Andalite. Apa kau hendak mengatakan, yang barusan mengontakmu adalah Visser Three?”

<Kalau Visser Three selalu menggunakan bahasa pikiran yang ditujukan kepada semua orang. Jadi pasti bukan dia,> timpal Ax.

“Lantas siapa?”

“Atau jangan-jangan…” Aku mendengar suara Marco lagi. Seringai lebar tampak di wajahnya. “… Tobias diam-diam mengirim bahasa-pikiran personal kepadamu. Dan kau terlalu sibuk untuk mendengarkan semua rayuannya …”

“Aku punya usul buat kau Marco. Bagaimana kalau kau belajar menutup mulutmu???” tanpa sadar aku sudah mulai berteriak kepadanya.

“Okay Okay… Sori deh…” katanya sambil tetap nyengir.

“Guys, bisa tidak kita fokus?” Jake tampak mulai tidak sabar.

Lanjutnya,

“Jika memang tadi Rachel mendengar bahasa-pikiran yang lain, maka aku rasa dia harus memberitahukannya kepada kita semua. Jadi, bagaimana Rach?”

Akhirnya aku menyerah.

“Yeah, aku mendengar suara ini sejak semalam di kamarku. Lalu yang barusan juga kelihatannya dia sih. Dia memperingatkanku untuk membatalkan misi kita kali ini.”

Jake mengerutkan keningnya, “Bagaimana dia tahu tentang misi?”

Cassie menyela,”Lalu apa kau sudah bertemu dengannya?”

Aku mengangkat bahu.

“Well… Tidak secara langsung sih.”

“Maksudmu?”

Aku menghela nafas sebelum melanjutkan,

“Aku bertemu dengannya di kamarku… Seekor kecoa… “

“Seekor kecoa???” sahut Jake. “Tunggu dulu. Kau tidak ingin berkata bahwa … “

Aku mengangguk.

“Yeah, Jake. Tampaknya ada Animorphs yang lain lagi selain kita… Kalau menurut pengakuannya sih, dia cewek.”

<Apa tidak mungkin kalau itu adalah David?> kata Tobias.

Aku langsung teringat hari itu, dimana kami terpaksa harus menjebak David sehingga dia menjadi nothlit. Masih terdengar samar di telingaku, jeritan putus asanya, tangisannya, teriakannya, sumpah serapahnya. Aku merinding membayangkan apabila dia memperoleh morfnya kembali, tentunya dia akan datang untuk membalas dendam. Dari beberapa pertarungan, entah kenapa dia selalu unggul. Bahkan Jake hampir kehilangan nyawanya dalam duel satu lawan satu antara morf harimaunya dan morf singanya David.

<Tapi Tobias, aku dan Rachel sudah memastikan dia sebagai nothlit sebelum kami membawanya ke pulau itu,> sahut Ax.

<Maksudku, apakah tidak mungkin nothlit memperoleh morfnya kembali?>

<Itu tidak mungkin.>

<Bagaimana denganku? Aku nothlit, tapi aku bisa morf lagi, kan?>

<Itu karena kau dipilih oleh Ellimist sebagai bagian dari rencananya, sehingga dia mengembalikan kemampuan morfmu.>

<Bagaimana kalau Ellimist memperlakukan David sama denganku. Bagaimana kalau dia juga mengembalikan kemampuan morfnya?>

Sejenak Ax tidak bisa berkata-kata.

“Kurasa itu tidak mungkin,” kata Cassie. “Lihat, kita adalah kelompok Animorphs, dan bagi Ellimist, kita cuma alat untuk pertarungannya dengan Crayak, kan? Wajar saja jika dia ingin menang. Wajar saja jika dia mengembalikan kemampuan morf Tobias. Tapi David? Dia bukan siapa-siapa kan? Jadi kupikir, Ellimist tidak akan repot-repot mengembalikan kemampuan morfnya kan?”

“Aku sependapat,” kata Jake. “Siapapun dia, aku rasa dia bukan David. David sudah tamat. Jadi, sekali lagi kita berhadapan dengan Animorphs yang lain…”

“Wah… jadi semakin seru nih… Aku jadi penasaran…” kata Marco.

“Tapi… itu kan tidak mungkin?” kataku. “Maksudku, kita sudah menyegel kotak biru itu kan? Tidak mungkin ada orang lain lagi yang bisa mendapatkan kemampuan morf selain kita kan?”

“Lalu dia berbicara soal membatalkan misi. Mengapa?” kejar Jake.

Jawabku,

“Menurutnya ini jebakan. Dan jika kita tetap melanjutkan misi ini, kita tidak akan bisa lolos.”

<Mmmm Pangeran Jake… Rachel… apakah dia masih ada disini?> tanya Ax.

Aku mengangkat bahu.

“Entahlah. Mungkin saja dia sudah pergi.”

<Aku masih disini Rachel. Aku mengikuti seluruh pembicaraan kalian.>

===




Comments are closed.