Queen of KroBELus

BY IN DotA Review Comments Off on Queen of KroBELus

Masih berlangsungnya sesi2 pertandingan yang akhir2 ini semakin jarang terjadi menggugah penulis untuk membuat review untuk edisi kali ini. Diawali dengan konsistensi Babel untuk selalu dan selalu menggunakan Death Prophet Krobelus sebagai gacoannya. Berdasarkan pengamatan penulis, item yang dibuild oleh Babel selalu yang itu2 saja, yaitu diawali dengan Arcane Boot, kemudian Soul Booster yang langsung menjadi Blood Stone, baru disusul dengan Lothar dan Desolator. Dari urutan build item ini sekali lagi membuktikan kepiawaian Babel yakni tanpa menggunakan item Healing sedikitpun dia bisa bertahan dan tetap konsisten dengan taktik hit and run nya. Padahal perjalanan untuk menjadikan Soul Booster tentunya memakan waktu yang cukup lama.
Lain halnya dengan iMboh, yang juga tersohor dengan konsistensinya untuk menggunakan hero Axe. Kepiawaiannya untuk menggunakan Axe sudah tidak diragukan lagi yakni dengan SELALU membeli 2x Ring o Health dan 2x Stout Shield. Namun apa daya, untuk urusan farming dan menjadikan hero, Axe yang biasanya selalu leading di levelnya masih harus kalah dari Krobelusnya Babel.
Sementara itu di lain pihak, ada Juragan yang juga konsisten menggunakan hero2 babon, sehingga apabila Juragan dan iMboh berada dalam satu tim yang sama, hampir bisa dipastikan keduanya memiliki combo yang tidak tertandingi!!! Belakangan ditengarai Juragan yang semakin piawai dan lihai tidak hanya menjalankan heronya, namun juga mengontrol object2 lainnya dengan kecepatan jari yang mengagumkan, yang hanya didapat dari latihan keras bersama adiknya setiap malam. Dalam tempo yang tidak terlalu lama, kepiawaiannya mengendalikan heronya dan menguasai permainan awal, bahkan mungkin bisa disetarakan dengan Syu, ex player yang dulu pernah bergabung di clan DotA 225. Entah bagaimana jadinya apabila Juragan menggunakan hero bertipe lain, yang mungkin masih jarang ditampilkan di tengah2 war (atau masih diimbu barangkali)
Lalu ada Muzifreak yang belakangan Nessaj nya semakin menggila. Hampir sama dengan Babel, Nessaj hampir selalu menggunakan item yang sama, namun terbukti efektif untuk membuatnya laksana dewa, yaitu item Van Guard untuk permulaan dan disambung dengan item2 lain seperti Demon Edge yang langsung dijadikan Monkey King Bar dan item Buriza. Menurut pengamatan penulis, Muzifreak melakukan pertaruhan yang sangat besar dalam building itemnya. Itu juga tergantung dari bolo2nya sendiri. Apabila bolo2nya bisa membackup dia, maka Nessajnya bisa jadi, namun sebaliknya Muzi akan kesulitan mengumpulkan uang, mengingat item yang dibuildnya bukanlah item gampangan, namun item dewa yang membutuhkan gold yang banyak.
Permainan dimulai dengan kemunculan new player van, yang belakangan ini cukup sering nongol di arena laga dan masih diconsider untuk tidak dibantai sebelum levelnya mencapai level 10! Van yang tidak konsisten dalam menggunakan hero, membuat teman2 dalam setimnya menjadi agak takut, apalagi jam terbangnya tidaklah setinggi pemain2 lain yang sudah malang melintang di rimba perdotaan.
Pada permainan pertama, penulis yang sempat curiga dengan sikap Juragan yang selalu memaksa untuk mengetik, langsung berboloan dengan Van dan Babel. Kecurigaan penulis sebenarnya cukup beralasan, mengingat tempo hari Syu pun mampu melakukan hal yang sama, yakni meracik komposisi pemain dalam masing2 tim, sehingga dia bisa mendapatkan bolo sesuai yang diinginkannya. Terlepas apakah Juragan mendapatkan trik dari Syu sesaat sebelum Syu pergi atau apakah dia mendapat trik dari mbah Google di internet, demikianlah yang terjadi. Babel yang terkenal dengan keberaniannya langsung menelan komposisi pemain itu mentah2 tanpa menyadari selama 40 menit setelahnya, dia akan menjadi galau.
Permainan dimulai dengan Babel yang satu lane dengan Nessaj, dimana Krobelus ternyata menjadi bulan2an Nessaj selama menit2 awal sehingga dia benar2 dikerdilkan levelnya oleh Nessaj. First blood pun menjadi milik Nessaj dan beberapa kali Krobelus juga ditarget oleh Juragan yang menggunakan Barathrum. Penulis yang seharusnya bisa membungkam Barathrum dengan Huskarnya, malah harus mengakui kepiawaian Barathrum sehingga penggunaan Burning Spearnya malah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Di lane tengah ada iMboh dengan Axe melawan Van yang menggunakan Traxex. Di menit2 awal, mereka damai2 saja, bahkan iMboh cenderung mengajari Van, kapan saat yang tepat untuk maju ataupun mundur.
Memasuki permainan tengah, penulis menyadari combo Axe, Nessaj dan Barathrum ternyata sangat sulit ditembus bahkan oleh Exorcismnya Babel. Strategi yang digunakan Axe dan Nessaj yang selalu terlihat dan Barathrum yang langsung mentarget Babel dengan Charge of Darknessnya. Menghadapi tipe permainan cepat seperti ini Babel dibuat tidak berdaya, sementara Life Break Huskar juga tidak mampu berbuat banyak, dimana ada saat2 Life Break itu digunakan malah memudahkan Axe untuk meng-culling dirinya. Barangkali pemilihan Huskar sejak awal memang tidak didasarkan pemikiran yang matang.
Hal yang sangat aneh terjadi (yang bagi penulis ditengarai sebagai bug map DotA kali ini) yaitu ketika Huskar dikejar oleh Nessaj di hutan, Huskar yang sempat mundur, langsung mengcast Life Break pada Nessaj, namun sebelum kena Life Break, dia kena stun 4 detik oleh Nessaj. Apa yang kemudian terjadi? Huskar dengan congoknya malah melakukan Life Break pada kerek ungu yang biasanya ndekem di pohon2, yang kebetulan kerek itu ikut keluar kena serudukan Barathrum. Hal ini sangat aneh bagi penulis, namun tetap saja tindakan itu dianggap sebagai tindakan wajar yang dikontrol penuh oleh pemain, walaupun penulis sudah melakukan pembelaan.
Ketika Nessaj dkk sudah sangat tinggi levelnya, Babel dkk pun sudah kelelahan menahan gempuran musuh2nya  dan apa yang bisa mereka lakukan hanyalah berharap bisa strikes back yang sepertinya tidaklah mungkin. Sayangnya Van sudah mempunyai damage yang cukup besar namun masih belum bisa menggunakan skill silentnya secara efektif sehingga Van malah menjadi bulan2an dari Axe dan kroni2nya, apalagi Barathrum yang seolah melihat seonggok daging manakala Van creeping sendirian pada salah satu lane.
Saat battle pertama berakhir dengan kemenangan di pihak Nessaj dkk, ronde kedua pun ditabuh. Juragan masih tetap konsisten memaksa untuk mengetik dan semakin nyatalah kemampuan ngeraciknya yang kemungkinan besar diwarisinya dari Syu sehingga membolokan penulis dengan Van lagi bersama iMboh. Dugaan penulis, dipasangkannya iMboh pada tim lawan adalah sebagai alibi agar tidak terlalu kentara dan hal itu pula sebagai upaya penyelamatan terhadap shifunya sendiri yakni Babel, mengingat kegalauan yang dialami Babel di sepanjang permainan pertama tadi.
ternyata dengan komposisi pemain yang berbeda, hero2 yang digunakan masih tetap sama, kecuali penulis yang mencoba menggunakan Mirana, instead of Huskar dengan harapan mampu meredam musuh2nya.
Pada menit2 awal, Axe yang selane dengan Krobelus, seolah dihadapkan pada mimpi buruknya dimana dia tidak bisa maksimal menggunakan Axenya, sementara Krobelus cukup sukses memelokoto Axe di menit2 awal. Van dan Juragan di lane tengah juga cukup damai pada awalnya, sementara penulis di lane atas cukup sukses memelokoto Nessaj dan mendapatkan first blood dari pertarungan jarak dekat satu lawan satu.
Tindakan Juragan yang membokong penulis dengan Charge of Darknessnya cukup diacungi jempol dan timingnya sangat pas pula. Sayangnya tidak membuahkan hasil dengan membunuh Mirana karena Mirana keburu ilang dengan skill ultinya yang kebetulan waktu itu dapat digunakan dengan sangat pas. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Kemunculan Axe dengan tiba2 di lane tengah sesaat sebelum membokong Barathrum, adalah satu kegagalan, dimana Barathrum mampu melarikan diri, sementara Babel yang dibiarkan sendirian, terus merangsek menghancurkan tower Sentinel. Sejak saat itu pula, Babel mulai dengan teknik ngocaknya yang tak ayal membuat Axe dkk sempat kerepotan berpindah2 lane.
Skill ulti Mirana ternyata membuat Juragan geram, yakni setelah beberapa kali lolos, Juragan pun membeli Sentry Guard hanya khusus untuk memelokoto Mirana saja dan cara itu terbukti efektif. Mirana yang sudah hilang dapat dipelokoto dengan menempatkan mata pada posisi yang pas. Permainan Van pada ronde kedua ini sebenarnya cukup bagus yakni beberapa kali dia sudah bisa menyelamatkan teman2nya dari situasi gawat dengan damagenya yang paling besar dan frost arrownya, dia bahkan berhasil mengantongi double kill pada salah satu war yang terjadi di lane tengah.
Ketika Babel dengan exorcismnya sudah mulai melawan Roshan, Mirana yang menggunakan ultinya dan berusaha mengagetkan Babel malah harus terbunuh saat Babel dengan sangat efektif menggunakan item Lotharnya untuk balik menyerang Mirana dengan dibantu oleh Nessaj yang ada disitu. Axe yang datang belakangan malah jadi bulan2an mereka, apalagi Juragan tahu2 juga muncul ditempat yang sama. Van yang masih berada di tempat yang cukup jauh langsung disuruh pulang saja oleh Axe daripada nanti semuanya mati.
Demikianlah, hasil akhir pun sudah dapat ditebak, dengan beringas Krobelus menyerang dengan skill Exorcismnya, dan tidak lama kemudian Tree of Life berhasil dihancurkan.
Dari permainan dua kali berturut2 ini, sudah cukup membuktikan tidak adanya unsur kesengajaan seperti yang disinyalir oleh beberapa player bahwa penulis menggunakan trik untuk memotong jaringannya secara sepihak dengan tujuan membuat pihak yang diatas angin tidak merasakan kemenangan. Adapun apabila memang terjadi, hal itu semata2 karena ada masalah pada hardware wifi laptop penulis yang memang terkadang putus nyambung. Seyogyanya hal ini sudah bisa dimaklumi oleh pemain2 lainnya. Dan apabila saat terputusnya adalah pada saat penulis pada posisi terdesak, hal itu semata2 hanyalah kebetulan belaka. Demikian klarifikasi ini dibuat agar pihak2 yang masih merasa curiga mendapatkan penjelasan dan menerima semuanya dengan legowo.
-fin




Comments are closed.