Panduan membuat skenario film

BY IN CH - Movie Club Comments Off on Panduan membuat skenario film

Cara Singkat Menulis Naskah Skenario

Ilustrasi naskah skenario

Skrip atau naskah skenario yang menyenangkan dan inovatif sangat penting dalam seni pertunjukan. Sebuah film yang dibangun dari naskah skenario demikian lebih diminati pasar daripada skrip yang sudah umum beredar di pasaran.

Menulis skrip untuk drama, film, drama TV atau komedi situasi memiliki banyak perbedaan walaupun menggunakan elemen dasar yang sama. Sebuah skrip harus memiliki karakteristik dasar tertentu dalam hal format dan struktur cerita.

Untuk menulis naskah skenario, Anda memerlukan sebuah ide yang baik, komputer, dan perangkat lunak skrip (software) yang khusus digunakan untuk menulis naskah.

Dalam sofware tersebut telah terformat struktur pembuatan skrip, sehingga Anda bisa menggunakannya secara otomatis. Anda bisa mencari software tersebut secara online dan gratis di internet.

Berikut beberapa langkah pembuatan naskah skenario yang baik.

Karakter Tokoh Menarik

Buat karakter tokoh menarik. Mereka harus orang-orang “tiga-dimensi”, dengan atribut positif dan negatif, perasaan yang kompleks, keyakinan, dan pikiran. Karakter harus memiliki kebutuhan, keinginan, dan tujuan. Anda harus bisa membayangkan satu manusia utuh.

Membangun Konflik

Membangun konflik berarti menempatkan orang-orang biasa dalam situasi luar biasa. Meskipun ada beberapa pengecualian, kebanyakan orang ingin dapat berhubungan dengan karakter. Hal ini memikat bagi orang untuk melihat diri mereka dalam kondisi yang tidak biasa. Artinya, penonton melalui karakter tokoh seakan-akan diajak untuk ikut mengalami situasi yang luar biasa.

Reaksi tokoh dalam dalam film akan memikat mereka untuk ikut merasakan dan memikirkan bagaimana seharusnya menghadapi situasi itu. Ingat, tokoh tersebut adalah tokoh yang menggambarkan orang-orang biasa.

Membuat Plot

Cara menulis skenario selanjutnya adalah dengan membuat plot-plot. Buat dan memiliki plot yang sudah dipikirkan dengan baik. Anda harus mempertimbangkan unsur-unsur cerita. Perhatikan hal-hal dan masukkan seperti tujuan, hambatan, klimaks, dan akhir cerita.

Pengembangan Dialog dan Karakter

Setelah Anda punya ide, plot, karakter, konflik dan tempat-tempat potensial peristiwa (adegan), sudah waktunya untuk mengembangkan dialog dan membuat tindakan di antara karakter Anda.

Aksi untuk pemeran juga harus dipercaya dan relevan dengan tempat kejadian. Jika dialog tidak ada yang terjadi, maka dialog bisa diganti dengan beberapa tindakan pemeran cerita. Karena selain dialog, tindakan atau gerak fisik juga bisa mewakili sebuah pesan.

Edit Naskah Skenario

Setelah naskah skenario jadi, edit dan revisilah berkali-kali. Anda bisa meminta pendapat orang lain yang tahu tentang naskah skenario. Perhatikan setiap adegan dan kata yang diucapkan dengan seksama.
Nah, demikianlah petunjuk singkat membuat naskah skenario. Semoga bisa membantu Anda.

Sekilas Tentang Pengembangan Karakter Tokoh dalam Skenario

Seorang tokoh dalam skenario drama adalah suatu hal yang penting. Namun tokoh tak berdiri sendiri. Ia harus membawa karakter dan watakh yang khas, memiliki lingkungan hidup dan orang-orang yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kehidupannya.

Seorang tokoh meski ia berada dalam kondisi rekaan, namun sebenarnya bukan semata-mata rekaan, tetapi lebih sebagai replika dari sebuah kehidupan yang nyata. Seperti manusia biasa, tokoh-tokoh berbicara sesuai dengan watak dan karakter masing-masing, yang satu sama lain berbeda.

Jadi setiap tokoh yang direka dalam sebuah sinetron, ketika dia berbicara, bukan lagi seperti omongan penulisnya. Sebaliknya, si penulis harus mengacu pada karakter yang diingikan. Hanya dengan membangun sebuah karakter seperti itu, sebuah drama menjadi enak ditonton.

Bentuk Penulisan Skenario

Ketika penulis menyusun sebuah treatment dan kemudian akan mengembangkannya ke dalam naskah kemudian akan mengembangkannya ke dalam sebuah skenario drama, ada beberapa istilah baku yang telah disepakati sebagai petunjuk dari penulis cerita kepada sutradara, tentang apa yang diinginkan oleh penulis. Dalam prakteknya, ada dua karakter yang berbeda dari sutradara dalam menghadapi pencantuman istilah-istilah dalam penulisan skenario tersebut.

Yang paling penting dari penulisan skenario adalah menyusun dialog. Untuk menyusun dialog lucu yang menarik adalah dengan memperhatikan bagaimana dua orang yang bercakap-cakap lucu dalam hidup keseharian kita. Biasanya dalam alam keseharian, dalam alam nyata, telinga kita telah terbiasa mendengar kata-kata yang mengalir, dialog-dialog pendek, bicara sesuai dengan tempo dan kebiasaan orang per orang, sehingga dengan menutup matapun telinga kita dapat menangkap siapa yang sedang berbicara. Sesekali muncul canda, bicara yang sangat ekspresif, dan sebagainya.

Sejatinya, cara berbicara seperti itu menjadi patokan ketika menyusun sebuah percakapan drama sehingga telinga dapat menerima dengan baik. Tanpa semua itu, jangan harap drama yang dibangun akan dapat diterima dengan baik.

Cerita dramatis harus dapat menyedot perhatian pendengar dan meninggalkan kesan yang mendalam. Sesuatu yang dianggap dramatis biasanya karena melibatkan emosi. Emosi ini bisa dibangun karena ada kedekatan pengalaman, kedekatan yang berbicara, menemukan pengalaman baru yang bisa diterima oleh nalar.

Emosi pendengar dapat kita bangun melalui tahapan-tahapan tertentu yang telah dipersiapkan. Pada tahap (1) introduksi, kita mulai memperkenalkan tokoh. Biasanya tokoh itu mulai berbicara tentang sesuatu yang negatif atau langsung berbagi pengalaman. Pada tahap introduksi ini emosi pendengar bisa langsung kita sedot dengan menciptakan sesuatu yang menarik pethatian, bisa dibantu dengan music atau sound effect, atau pun yang lain yang dapat membangkitkan perhatian.

Pada tahap (2) situasi, di sini si tokoh mulai terlibat dalam konflik dengan lawan mainnya. Pada bagian ini harus tergambar betul bagaimana karakter dan latar belakang masing-masing tokoh dan tokoh mana yang menjadi penyampai informasi. Karakter-karakter khas sangat membantu dalam penciptaan konflik, sehingga pada tahap (3) resolusi, yaitu pada saat penyelesaian masalah, kesimpulan dari naskah drama yang ditulis akan logis, alami, tanpa paksaan, tetapi memberi kesan.

Oleh karena itu, peran tokoh dalam drama lucu yang disampaikannya mesti mencakup beberapa hal:

1. Realistis dan dapat dipercaya

Artinya, kelucuan yang dimunculkan mestilah yang dapat diterima. Bukan hal-hal yang menghina. Sehingga tokoh yang tampil dalam drama nantinya benar-benar menunjukkan kelucuan dari fisik maupun cara berbicaranya. Ia tak boleh menyindir atau menyinggung SARA sedikit pun

2. Memiliki Pesan yang Tepat

Lelucon yang dimunculkan mesti memiliki pesan yang tepat. Bukan sekedar pesan lucu yang tanpa makna. Karena ketika pesan lucu yang tak ada maknanya, maka akan hilang begitu saja dari penilaian pendengar nantinya. Hendaklah pesan yang membuatnya selalu teringat akan pesan yang disampaikan.

Sehingga ketika ia mendengar drama tersebut akan tampil, maka ia sudah teringat akan humor-humor lucu yang dimunculkan oleh tokoh. Bukan tidak mungkin, gara-gara pesan moral tersebut membuatnya ingin menyaksikan kembali drama tersebut untuk yang kedua kalinya.

3. Tepat untuk Pendengar

Pendengar harus dapat mengenali budaya, kebiasaan hidup, dan standar umum dari karakter tokoh, karena hal itu akan membantu pendengar untuk percaya. Ketika kita akan menginformasikan lucu dalam karakter orang jawa, maka hendaklah tokohnya berpenampilan seperti orang jawa.

4. Berbeda dalam Hal Personalitas

Biar drama yang ditampilkan menarik. Penulis skenario harus bisa menimbulkan dua tokoh. Satu tokoh serius dan satu lagi tokoh humoris. Sehingga dengan adanya variasi seperti ini akan membuat pendengar menjadi lebih menarik menikmati drama yang diampilkan.

Karena itu, sosok sutradara mesti bekerja ekstra dalam membangun karakter tokoh humoris dan serius. Yakinlah, tanpa kombinasi keduanya tak akan muncul cerita yang mengandung humoris.

Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana membuat skenario film:

1. IDE CERITA

Film itu sebuah cerita bergambar dan bersuara. Karena sebuah cerita, jadi kamu harus punya cerita yang dianggap menarik untuk difilmkan. Dari mana datangnya ide? Ide banyak. Ada di mana-mana. Tinggal kamu buka lebar-lebar semua indera kamu. Kamu bakal mendengar, merasa, melihat, mengecap, dan mencium ide.

2. SIAPKAN SINOPSISNYA

Sekalipun film dan cerpen atau novel sama-sama sebuah cerita, tetapi ada perbedaan. Perbedaannya pada medium yang digunakan. Seperti disebutkan pada nomor satu, film menggunakan medium gambar dan suara. Sedangkan cerpen dan novel menggunakan medium teks.

Sementara sinopsis sendiri memiliki arti penting dalam pembuatan skenario, yaitu sebagai pijakan. Kita akan kesusahan bikin skenario bila kita tidak tahu sinopsis ceritanya. Akan sama sulitnya kita akan bikin sinopsis bila tidak punya ide cerita.

Bila yang kamu bikin bukan film lepas (FTV/layar lebar), melainkan sinetron, maka selain menyiapkan sinopsis global, kamu juga harus menyiapkan sinopsis per episode yang tentu saja lebih detail dibanding dengan sinopsis global.

3. BIKIN LOGLINE/PREMIS

Logline atau premis bertujuan untuk memperjelas film apa yang kamu buat. Logline sejenis iklan. Logline yang bagus akan menarik orang untuk menonton film yang kita buat. Agar mudah membuat logline, Richard Krevolin memberikan pola kalimat sebagai berikut: bagaimana jika…… dan kemudian……. Contoh: bagaimana jika orang yang kamu siksa adalah orang yang akan menolong kamu dan kamu tidak tahu. Kalimatnya dibikin sederhana menjadi: yang kamu siksa adalah penolongmu yang tidak kamu ketahui.

Untuk lebih jelas tentang logline, kamu bisa melihat cover-cover film. Di sana ada kalimat-kalimat yang menarik. Itulah logline atau premis.

4. TREATMEN

Treatmen ini pembabakan. Sebuah film umumnya tiga babak. Sinopsis itu harus dipecah ke dalam tiga babak ini. Babak pertama sebagai pengenalan seting, tokoh, dan awal masalahnya. Babak kedua sebagai bagian berkecamuknya masalah. Babak ketiga sebagai penyelesaiannya.

Yang tiga babak ini disebut dengan struktur tiga babak (tree acts structure). Ada juga yang disebut struktur sembilan babak (nine acts structure), sebagai pengembangan dari yang tiga babak. Yang sembilan babak ini terdiri dari:

· Babak 1: kejadian buruk menimpa orang lain.

· babak 2: pengenalan tokoh utama (protagonis).

· Babak 3: kejadian buruk menimpa protagonis, atau terlibat/dilibatkan kepada masalah orang lain pada babak 1.

· Babak 4: protagonis dan antagonis

· Babab 5: protagonis berusaha keluar dari masalah

· Babak 6: protagonis salah mengambil jalan

· Babak 7: protagonis mendapat pertolongan

· Babak 8: protagonis berusaha keluar dari masalah lagi

· Babak 9: protagonis dan antagonis berperang, menyelesaikan masalahnya

5. OUTLINE SCENE/SCENE PLOT

Sekarang saatnya membuat outline scene/scene plot. Outline scene/scene plot adalah rencana peristiwa-peristiwa yang akan diambil (disyut). Pembuatan outline scene/scene plot akan mempermudah pembuatan skenario.

Contoh:

1. Lisa pamit kepada orangtuanya untuk pergi ke Jakarta.

2. Arman, pacar Lisa, sedang menyiapkan rencana menculik Lisa.

3. Dst

6. BIKIN SKENARIO!

Ini contoh skenario:

SANG PRABU

Datang Untuk Kembali

Cerita : Yul Andryono

Skenario : Gola Gong

Fade In

Act 1

01. EXT. TAMAN SARI-PAGI (HARI 1)

Pemain: Kepengen, Putri Malaka, Roh Deni

Kepengen memergoki PUTRI MALAKA sedang bersedih hati. Kepengen menanyakan kesedihannya. Putri malaka bermuram durja.

Tanpa mereka sadari, roh deni hadir di sini. Mendengarkan percakapan mereka.

KEPENGAN:

Haiya, kenapa putli owe yang cantik ini belmulam dulja?

ROH DENI:

Haiya, putli sedang sedih. Kasihan… ini salahku juga!

PUTRI MALAKA:

Bagaimana Ay tidak sedih? Sekarang Ay tak punya datang! Gusti Prabu belum nyariin Ay punya dayang! Padahal gengsi seorang putri itu ada pada seorang dayang!

Dialog dan seterusnya….

CUT TO

02. INT. PENDOPO ISTANA – SIANG (HARI 2)

Pemain: Prabu, Putri Malaka, Woro Denok, Putra Mahkota, Selir, Permaesuri, Mahapatih, Para Punggawa, Dayang

Prabu duduk di singgasananya. Permaisuri di sebelahnya. Woro Denok dengan genit duduk sambil memegang Putri Mahkota.

PRABU:

Siang ini sengaja kukumpulkan. Pertemuan ini atas permintaan Putri Bunga Seroja dari Kerjaan Malaka…

Dst

CUT TO

03…………….

04………………….

FADE OUT

Keterangan:

Fade In : Cerita dimulai

Act 1 : Babak 1

01 : Scene 1 (secene [pemandangan]= potongan peristiwa)

EXT : Exterior (peristiwa terjadi di luar), INT=interior

Taman Sari : Lokasi peristiwa

Pagi : Waktu kejadian

Hari 1 : Hari kejadian (untuk membedakan kostum dll)

Pemain: ….. : Pemain yang main pada film

Kepengen…. : Deskripsi peristiwa

Kepengen: Haiya : Dialog

CUT TO : Pemisah antar scene.

Fade Out : Tanda cerita sudah usai

Selain Cut To masih ada turunannya spt: intercut to, disslove to, paralel cut to, dll

PERTANYAAN PENTING

Ada 7 pertanyaan penting yang harus dijawab penulis skenario agar skenarionya bagus. Tujuh pertanyaan itu ialah:

1. Siapa tokoh utamanya?

2. Apa yang diinginkan oleh tokoh utama?

3. Siapa antaginisnya? Apa hal yang menghalangi tercapainya keinginan protagonis?

4. Bagaimana protagonis bisa mencapai keinginannya?

5. Apa pesan yang ingin kamu sampaikan dalam cerita itu?

6. Bagaimana kamu nyeritain cerita itu?

7. Bagaimana perubahan nasib tokoh-tokohnya?

Itulah “prosedur” penulisan skenario film. Lebih jelasnya kamu bisa baca pada buku-buku panduan menulis skenario.

Dunia film memang tak ada habisnya. Bidang seperti ini selalu menjanjikan prospek cerah. Maka dari itu banyak sekali film-film yang beredar dengan berbagai segmentasi pasarnya.
Sebuah film tak bisa dilepaskan dari naskah atau dalam bahasa filmnya disebut Script atau Screenplay. Naskah itu sendiri bisa diangkat dari kisah nyata ( berupa sejarah, kehidupan sosial ataupun semacamnya), ada yang diangkat dari komik, novel, game, dsb. Pembuatan naskah biasanya dilakukan pada saat proses pra produksi sebuah film. Sebelum menjadi naskah, sebuah cerita harus diciptakan dulu oleh seorang atau sekelompok yang disebut Creator, lalu dibuatlah alur dan unsur-unsur pemadu cerita itu, dan kemudian Scriptwritter bertugas untuk menuliskan dan mencatat naskah untuk filmnya, baik animasi maupun Live Action.

Suatu naskah terdiri dari beberapa bagian, yaitu Title Page, Scene Heading, Action, Dialogue, Parenthetical dan Transition.

Title Page, adalah judul yang akan dijadikan pedoman pertama bagi seorang produser untuk menilai apakah pembuat naskah itu seorang profesional atau hanya amatiran.

Scene Heading, merupakan sebuah petunjuk dimulainya suatu naskah. Kata yang digunakan yaitu “EXT. — ” jika ceritanya berada diluar ruangan. Dan “INT. — ” jika ceritanya berada didalam ruangan. Kemudian diikuti nama sebuah tempat yang harus ditulis kapital.

Action, biasanya ditulis 2 baris dibawah Scene Heading. Action adalah gambaran yang menceritakan apapun yang akan terlihat dalam adegan film dan selalu pada keadaan sekarang ( Present Time ). Saat memperkenalkan karakter, karakter tersebut harus ditulis kapital.

Dialogue, merupakan segala sesuatu yang dibicarakan oleh tokoh atau karakter. Dialog ditandai oleh nama dari si pembicara itu sendiri.

Parenthetical, adalah keterangan yang menjelaskan segala sesuatu yang dilakukan oleh karakter atau tokoh.

Transition, sebuah deskripsi pendek untuk menjelaskan bahwa cerita berpindah dari scene ke scene lain. Diantaranya adalah, CUT TO ; DISSOLVE TO ; INTERCUT WITH atau INTERCUT BETWEEN. Sedangkan pada akhir cerita biasanya FADE OUT ; IRIS OUT, dll.

Naskah yang bagus, akan mempengaruhi filmnya. Banyak contoh, salah satunya adalah Kung Fu Panda yang menjadi saingan terberat Wall-E dalam perebutan film animasi terbaik 2009. Ada pula The Dark Knight yang berhasrat mengalahkan rekor Titanic yang belum terpecahkan.

BAHAN REFERENSI BACAAN:

Gola Gong, Menulis Skenario Itu (Lebih) Gampang

Richard Krevolin, Rahasia Sukses Skenario Film Box Office

Sony Set, Jangan Cuma Nonton, Jadilah Penulis Skenario Profesional

Sumber:
http://www.anneahira.com/naskah-skenario.htm
http://bayumobile.wordpress.com/2008/01/18/langkah-membuat-skenario-film/
http://camerarollout.blogspot.com/2010/01/cara-mudah-membuat-naskah-film-untuk.html




Comments are closed.