JURAGAN: “Saya Bukan Dewa”

BY IN DotA Review Comments Off on JURAGAN: “Saya Bukan Dewa”

Jumpa lagi dengan edisi kali ini yang mana untuk mengisi kekosongan selama libur tahun baru dimana para jawara2 DotA sedang rehat sejenak untuk sekedar melepas lelah dari kegiatan penjarian mereka, maka penulis memutuskan untuk menulis artikel ini. Namun perlu penulis ingatkan sebelum membaca artikel ini sampai habis, artikel ini dimaksudkan untuk sebagai selingan dan tidak ada maksud untuk mendiskreditkan pihak2 tertentu seperti yang biasa dilakukan oleh beberapa player dan murni tidak ada maksud lain selain untuk hiburan semata2. Jika Anda setuju dengan pernyataan ini, silakan langsung menyimak tulisan dibawah ini…

Artikel kali ini membahas tentang seorang pemain yang karena ketekunan dan kegigihannya, dia berhasil mencapai gelar DEWA, namun karena kesederhanaan hatinya, dia mati2an melemparkan titel Dewa tersebut pada beberapa temannya.

Adalah seorang yang dipanggil Juragan, yang awalnya selalu nggelibet di ruangan 225. Ajakan beberapa player untuk mengajak Juragan join, awalnya selalu ditolak secara halus. “Engkok aku ketagihan (baca: kecanduan) rek…” demikian alasan Juragan pada saat itu. Namun lama-lama melihat teriakan seru dari teman2nya saat melakukan kegiatan penjarian, Juragan tergoda juga. Dia lalu memulai kegiatannya dengan mengcopy programnya terlebih dahulu. Bagi seorang Juragan, ngopy program seperti itu bukan merupakan hal yang sulit.

Saat awal join, tentu saja Juragan harus mengalami pemelokotan dari teman2 yang sudah lama malang melintang di rimba perDotAan, sekalipun tidak bisa dibandingkan dengan kengeNEZan Dirty Dewa Syu pada saat pertama kali dia join. Namun dengan tabah, dilewatinya semua itu demi mendapatkan pengakuan Dewa dari teman2nya. Hal ini menambah rasa penasaran dalam diri Juragan, dimana pengetahuan tentang hero, bagaimana memaksimalkan penggunaan skill secara combo serta timing untuk maju menyerang dan mundur bertahan adalah pertanyaan2 awal yang dilontarkan Juragan bagi teman2nya yang sudah senior.

Seiring berjalannya waktu, ditambah saat2 break, rupanya Juragan memperdalam ilmu penjariannya secara diam2, dimana dia mulai mengikuti irama permainan dari beberapa teman2nya, sekalipun dia masih sering menggunakan hero2 atos yang biasanya untuk TB. Juragan pun mulai memilih hero yang akan digunakannya sebagai andalan dan dia mulai melirik dan menguping tentang turnamen2 DotA yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat.

Ketika semakin lama, semakin imba, Juragan pun mampu mengimbangi permainan dengan musuh2nya dan mampu menjadi hero TB bagi teman2nya, sekalipun sang kakek guru Dewa Babel selalu mengomel apabila dibolokan dengan dirinya.

Dalam petualangannya, penulis menyimpulkan beberapa karakteristik Dewa Juragan:

– SAKLEK, begitu mendapat pressure terutama dari bolo2nya, Juragan sangat patuh dan terkadang kepatuhannya menjadi bumerang bagi timnya. Contoh:

Dewa Babel: “Lek koyo ngono iku ojok maju…”

Juragan: “Ohhh dadi aku gak oleh maju yo…”

dan sejak saat itu, Juragan tidak pernah maju, ketika ditanyakan oleh Dewa Babel lagi: “Loh kok gak maju?” dijawabnya dengan enteng “Jarene gak oleh maju…”

– MINGKEM, ada saat2 dimana ketika dimarahin oleh Kakek Guru, Juragan menjadi MINGKEM sepanjang sisa pertandingan (mungkin bisa disetarakan dengan efek Silence, cuman durasinya lama banget). Pada satu permainan, gara2 salah sedikit, Axenya Juragan bisa berdiam sembunyi di balik pohon2 di markas Sentinel dalam jangka waktu lebih dari 5 menit.

– LEAVER, beberapa kali Juragan tidak segan2 untuk leave apabila komposisi pemain tidak sesuai dengan yang diharapkannya, atau keadaannya sejak awal sudah tidak memungkinkan untuk menang (tapi jangan kuatir, loe masih tetap DEWA)

– NGELEWES, saat merasa terpojok, Juragan langsung menerapkan jurus Mingkem yang hampir selalu diikuti dengan NGELEWES. Jurus terakhir ini sangat ampuh dan tidak terdeteksi, dimana biasanya semua player sudah siap2 untuk masuk ronde kedua, tahu2 tanpa pemberitahuan sebelumnya, Juragan sudah ngeringkesi lappienya dan dengan entengnya dia berujar,”Aku gak iso rek… ono urusan” ataupun doa malam menjadi alasan utamanya saat ngelewes.

– HAUS KEMENANGAN, hampir pada setiap pertandingan, Juragan selalu menargetkan kemenangan. Hal ini ditandai dengan pemakaian hero yang itu2 saja dan pemaksaaannya terhadap teman2nya satu tim untuk menggunakan hero yang itu2 saja demi sebuah kemenangan. Serta satu hal yang juga penting adalah, selalu milih hero paling terakhir, sehingga dia bisa memilih hero anti dari hero2 yang sudah diambil lawannya terlebih dahulu.

– dan masih ada beberapa karakter lainnya

Namun seiring berjalannya waktu, permainan Juragan semakin IMBA dan belakangan ini kalau penulis membuat statistik, dari beberapa kali permainan, Juragan hampir selalu menang. Hal inilah yang kemudian menjadikan salah satu alasan mengapa Juragan layak disebut sebagai DEWA. Namun, Juragan dengan lihainya menghindari titel Dewa tersebut agar dia bisa meneruskan kemenangannya tanpa ada embel2 Dewa, dan mengalihkan titel Dewa tersebut ke pihak lain yang nyata2 bukan Dewa. Maka ungkapan Dewa Juragan yang sangat tersohor itu pun berlaku di sini : “GAK OLEH IRIII lek koncone bukan dewa”

Selamat berjuang, Dewa Juragan…

===




Comments are closed.