Review Film “Window” oleh siswa Movie Club

BY IN CH - Movie Club Comments Off on Review Film “Window” oleh siswa Movie Club

Filmnya dapat dilihat di http://www.wahyukurniawan.info/?p=2285

Film dimulai dengan seorang anak berjalan menuju rumah. Saat berada di dapaur, dia melihat sosok orang lewat dan langsung mengunci rumahnya. Dari film yang saya lihat ini, ekspresi aktor lumayan baik, tetapi angle video diambil dari angle yang kurang bagus sehingga video tidak terlalu menarik. Pencahayaannya juga tidak begitu bagus karena direkam dalam ruangan dan saat siang hari sehingga cahaya matahari yang masuk terlihat menyilaukan.
Rating: 2/5
Oleh: Ivana Caryn

Film pendek Window mengisahkan seorang anak yang mengalami kejadian aneh saat melihat keluar jendela. Suatu hal yang menurut saya kurang adalah suspense dari film tersebut. Suasana yang ada kurang mendukung untuk mendapat kesan film horror. Selain itu alur yang tersedia kurang bisa membuat orang percaya. Akting dari pemeran gadis juga saya temukan agak janggal, reaksinya kurang bisa dipercaya (cara berteriak dll) serta pemeran hantu kurang mendukung secara penampilan dan akting. Akhirnya film pendek tersebut menjadi sedikit tidak spesial dan membosankan.
Rating: 1/5
Oleh: Evelyn

Film pendek berjudul “Window” ini cukup membuat bulu kuduk saya merinding. Namun ada beberapa adegan yang membuat ketegangan berkurang seperti contohnya, ketika dia mengambil minuman dari kulkas. *** SPOILER ALERT*** Akhir cerita juga mengecewakan karena sang anak perempuan akhirnya meninggal karena sang hantu. Hantunya sama sekali tidak terlihat asli. Karena itulah klip window ini kurang menegangkan.
Rating: 2/5
Oleh: Janice

Untuk sebuah klip amatir, klip ini memberikan kesan menegangkan dan menyeramkan. Beberapa pengambilan gambar seakan membuat klip tampak dibuat oleh seorang profesional. Namun kekurangannya adalah artis yang kurang pandai berakting dan baju sang pembunuh tidak menyeramkan. Suasana siang hari juga merusak suasana menyeramkan. Lagu yang dipakai untuk background musik juga menyeramkan.
Rating: 3/5
Oleh: Cecilia Tamara

Klip ini walaupun amatir tetapi bagus alur ceritanya, namun endingnya tidak jelas dan dari horror “hantu” lebih cocok psikopat dan kita tidak bisa tahu motif dari psikopat dan mengapa sang korban menjadi target. Ada beberapa angle yang bagus dan ada juga angle yang dapat terbilang aneh
Rating: 2/5
Oleh: Mitzy Kallula

Klip window ini sebenarnya cukup memberikan saya ketegangan di awal cerita. Menegangkan karena menunggu setannya muncul. Tetapi ketika setannya muncul, klipnya jadi terlalu lebay, merusak mood dan akhirnya tidak jelas.
Rating: 2/5
Oleh: Ivy

Film horror dibuat di siang hari yang membuat penonton merasa tidak tertantang saat melihat hantu, seharusnya diambil pada malam hari adegannya. Cara pengambilan sudutnya juga tidak bagus karena membuat penonton ingin meloncati bagian yang tidak menyenangkan itu. Mimik muka pemain bagus dapat menimbulkan ketegangan. pemain hantunya kelihatan palsu dan tidak menarik untuk ditakuti. Pemain yang memerankan sebagai hantu memakai baju yang tidak cocok untuk memerankannya.
Oleh: Sherry

Dari film pendek Windows yang bertema horror, saya melihat bahwa sudut2 pengambilan gambar yang digunakan cukup unik. Misalnya dari dalam lemari es, dari bawah gelas yang sedang diisi air atau dari dalam wastafel. Menurut saya apabila film ini diambil saat malam hari, suasana tegang akan lebih terasa.
Oleh: Stephanie Stacyana

Video klip yang telah kutonton sangatlah tidak jelas, bahkan dari awal. Unsur misteri yang seharusnya ada untuk film horror sangatlah kurang. Apalagi karena adegan diadakan di siang hari, unsur horror tidak dapat dimaksimalkan. Ada beberapa adegan yang sangat lebay, menghilangkan ketegangan horror yang sudah sedikit.
Oleh: Katharina

Setting lumayan, tetapi pemerannya sangat kaku, waktu berteriak, ekspresinya sangat kaku.
Oleh: Joshua

Menurt saya film tadi kurang seram, hantunya ga jelas
Oleh: Shania

Untuk film horror, judul Window adalah judul yang tidak terlalu mendeskripsikan bahwa itu film horror. Ekspresi tokoh utamanya tidak kelihatan namun cukup menakutkan untuk horror di siang bolong.
Oleh: Joshiro

Settingnya tidak terlalu seram karena siang. Terus tidak ada spesial efeknya
Oleh: Jason

Kurang menyeramkan, akibatnya menjadi komedi
Oleh: Edgard Ryan

Kekurangan: kurang seru karena siang hari
Kelebihan: aktingnya bagus
Oleh: Celine

Kurang Serem
Intronya terlalu lama
Butuh dicepetin clipnya
Kurang masuk akal
Harus dibuat lebih histeris
Kurang seru
Rating: 2/5
Oleh: Kent

Menurut saya film ini cukup baik. Tetapi terdapat kekurangan seperti suasana dalam film ini. Posisi kamera dalam film ini cukup baik. Di film ini juga terdapat kekurangan di suaranya. Suasananya kurang tegang dan kurang dalam.
Oleh: Daniel

Terlalu singkat dan tidak menarik. Hantu tidak realistis.
Rating: 1/5
Oleh: Patrick

Kesimpulan:
Secara umum, anak2 Movie Club cukup mampu menuliskan review dari clip atau film yang mereka tonton, walaupun menurut saya ada beberapa hal yang luput dari pengamatan mereka. Namun terlepas apakah hal itu baik atau buruk, review yang ditulis adalah opini dari masing2 pribadi. Kalau menurut saya sendiri, film Window ini adalah film amatir yang dibuat sendiri oleh sedikitnya 3 orang. Sang tokoh utama yang diperankan oleh seorang gadis yang usianya tidak lebih dari 10 tahun, sosok menyeramkandan sang kameramen. Ada beberapa pendapat yang selalu mempunyai asumsi bahwa film bertema horror selalu menampilkan hantu. Anggapan ini patut diluruskan, karena jika mereka menganggap demikian, mereka akan kecewa dengan penampilan hantu di klip ini yang memang jauh dari sosok menyeramkan. Adapun yang membuat si gadis ketakutan, bukanlah sosoknya, namun karena orang ini bermaksud membunuhnya. Hal ini yang tidak tersirat dari awal film, sehingga mengakibatkan alur film menjadi kurang terbaca.
Sebenarnya, akting dari gadis pemeran tokoh utama, menurut saya sudah bagus. Dia bahkan tidak menatap kamera sama sekali, menampakkan ekspresi takut dan gelisah secara alami, dan menjerit dengan cukup wajar. Selain ketakutan, si gadis juga mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi. Hal ini ditampakkan pada tindak tanduknya yang malah mendekati jendela untuk mengetahui sosok pembunuh, dimana seharusnya reaksi wajarnya adalah lari menyembunyikan diri di dalam kamar, misalnya. Apabila karakter gadis ini diulas pada awal cerita dimana dia adalah gadis yang kuat dan pemberani, tentunya hal ini tidak menjadi janggal lagi. Sang pembunuh sendiri juga cukup bagus memerankan perannya, karena saya pikir untuk berperan sebagai pembunuh yang mengenakan topeng tentunya tidaklah terlalu sulit, terlepas dari komentar anak2 tentang cara dia berpakaian. Jika kita mengetahui bahwa yang menakut2i tokoh utama adalah manusia, bukan hantu, tentunya kita tidak terlalu memprotes tentang cara dia berpakaian. Namun sayangnya pada adegan terakhir, tidak diperlihatkan secara jelas bagaimana dia membunuh si gadis. Sekilas dapat kita lihat bahwa si gadis seharusnya dicekik oleh pembunuh namun di film, kedua tangan si pembunuh memegang bahu si gadis. Akan lebih realistis apabila adegan terakhir mengambil close up wajah si gadis dengan mata terbuka karena tercekik dan kehabisan nafas.
Dari sisi teknik pengambilan kamera atau angle, saya cukup kagum dengan film ini, dimana ada beberapa adegan yang tidak biasa pengambilannya dan hal ini dapat diketahui dengan jeli oleh salah satu siswa, yakni adegan pengambilan dari dalam kulkas, dari bawah gelas yang diisi air dan dari bawah wastafel. Namun karena memperhatikan hal ini, kameramen jadi lupa memfokuskan pada si gadis sendiri. Akan lebih realistis apabila si gadis dapat dishoot dari atas, kemudian langkah kakinya saja, adegan dia lari ke ruangan lain sambil menoleh ke belakang dengan ekspresi ketakutan dengan kamera mengejarnya. Untuk efek suara sendiri, walaupun sudah menampakkan film horror, namun buat saya masih sangat kurang, karena tidak ada musik secara terus menerus mengisi sepanjang film, melainkan hanya efek suara saja. Dari segi pencahayaan adalah yang paling parah dari yang lainnya. Kentara sekali, teknik pencahayaan film ini tidak diatur sama sekali, sehingga film yang seharusnya bisa dibuat lebih menyeramkan jadi terkesan shooting film di rumah biasa. Pemilihan shooting di siang hari tidak menjadi masalah, asalkan setting redup di dalam ruangan diatur sedemikian rupa sehingga menampakkan kesan rumah yang benar2 seram.
Hal lain yang tampak lolos dari film ini adalah faktor kostum pemain. Saya sependapat dengan pendapat beberapa anak yang mengatakan sosok pembunuh terkesan kurang seram. Bagi saya akan lebih realistis apabila si pembunuh dilengkapi dengan senjata tertentu, dibanding hanya berpakaian seperti badut. Sosok pembunuh bertopeng dengan membawa rantai atau pisau akan lebih terkesan realistis menakutkan daripada tidak membawa apa2. Dan film ini boleh dikatakan miskin spesial efek, dimana si gadis seharusnya ditampilkan berkeringat dan pakaiannya lusuh, acak2an atau lebih berani lagi, diberikan efek darah di beberapa bagian tubuh si gadis agar lebih realistis.
Akhirnya terlepas dengan segala kelebihan dan kekurangannya, saya sendiri cukup senang melihat film ini, yang walaupun durasinya tidak sampai 5 menit, namun cukup bagus dari beberapa sisi. Dan jangan lupa, film ini dibuat oleh amatir jadi kita memang tidak dapat berharap banyak.
Rating: 2.5/5
Oleh: Wahyu Kurniawan




Comments are closed.