Membuat Film Horror

BY IN CH - Movie Club Comments Off on Membuat Film Horror

Ketika beberapa waktu yang lalu, siswa2 saya pernah membuat film yang bergenre horror, saya sangat menyayangkan tidak satu pun dari film2 tersebut yang benar2 menggambarkan horror. Tokoh di dalam film terkesan santai dan tidak ada ekspresi ketakutan sama sekali. Sosok hantu yang dimunculkan di dalam film juga terkesan biasa saja.

Saya tidak bermaksud untuk menggurui, karena saya sendiri juga masih sangat baru dalam bidang ini. Tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi saya memandu siswa2 saya dalam membuat project film. Sebenarnya kalau menurut saya, membuat film horror merupakan film dengan budget yang paling minim. Mengapa demikian? Cukup dengan seorang tokoh utama dan sosok misterius yang nantinya baru akan muncul di pertengahan dan di akhir cerita. Sebenarnya yang perlu dijaga dalam film horror, kalau menurut pendapat saya adalah emosi penonton yang secara konsisten dibawa ke dalam alur cerita yang semakin lama semakin klimaks.

Adapun unsur-unsur penting yang harus diperhatikan sebelum kita membuat film horror adalah:

1. Ide Cerita dan Alur
Jika kita memutuskan untuk membuat film horror, kita perlu menentukan apa yang dapat membuat penonton tegang dan ikut merasakan ketakutan yang dirasakan oleh tokoh utama, terlepas dari apapun yang merupakan sumber ketakutan dari tokoh utama, contohnya: hantu, setan ataupun pembunuh dengan senjatanya. Karena film horror, maka kita boleh membuat film kita tanpa ada penyelesaian, seperti tokoh utama yang terbunuh di akhir cerita, alur cerita yang mendadak klimaks setelah seolah2 semua masalah beres dan sebagainya.

2. Angle
Untuk film bergenre horror, angle memegang peranan yang sangat penting. Kamera terkadang dapat mengambil langkah-langkah kaki, wajah tokoh utama yang meregang ketakutan dan frustasi secara close up, bahkan dapat dicloseup ke bagian-bagian wajahnya, misalnya hanya matanya saja, bisa juga kamera dibawa berlari-lari menyusuri lorong yang gelap dan samar, seolah2 si pembunuh yang sedang berlari. Dalam film amatir Window, yang sudah saya posting juga di blog ini, ada beberapa adegan yang diambil dari angle yang cukup bagus.

3. Ekspresi
Tokoh utama tentu saja mengalami depresi dan ketakutan yang amat sangat. Kemampuan akting untuk menunjukkan wajah gelisah, cemas dan takut pada tokoh utama tentu saja sangat dibutuhkan. Hindari kontak mata dengan kamera secara langsung, kecuali jika sang tokoh utama seolah2 melihat apa yang ditakutinya tiba2 muncul di hadapannya. Bila perlu, dahi atau wajah dapat dibasahi dengan air untuk menampakkan kesan berkeringat, dan tokoh utama dapat berakting terengah2 seolah2 sudah lari kesana kemari dari kejaran si pembunuh. Wajah pembunuh sangat dianjurkan untuk tidak ditampilkan sampai pada akhir cerita. Seperti dalam film The Ring, penonton dibuat terkejut dengan wajah si hantu yang sesungguhnya, walaupun sosoknya sudah berkali2 muncul di adegan2 selanjutnya.

4. Cahaya
Yang tidak kalah penting adalah faktor cahaya. Film horror dengan setting suasana yang terang benderang sangat tidak mendukung film itu sendiri dan akan membuyarkan konsentrasi penonton yang memang seharusnya menikmati ketegangan yang semakin memuncak. Suasana temaram, redup, remang2 dan sebagian gelap adalah yang paling cocok untuk film horror. Jika perlu menggunakan cahaya, gunakanlah cahaya yang redup seperti biru misalnya.

5. Efek Suara dan Musik
Film horror tanpa efek suara dan musik sama halnya seperti makan nasi tanpa lauk. Walaupun kelihatan sepele, unsur musik sangat memegang peranan penting dalam kesuksesan film horror. Musik yang membangkitkan bulu kuduk seharusnya sudah diputar sejak film dimulai, sekalipun itu baru menampilkan pelaku ataupun judul film saja.

6. Kostum dan Special Effect
Kostum yang digunakan tokoh utama juga harus diperhatikan. Jika kita melihat kebanyakan film horror, sang tokoh utama umumnya menggunakan pakaian yang kotor, lusuh, acak2an dan biasanya basah oleh keringat. Jadi sebaiknya hindari pemilihan kostum yang bagus dan rapi untuk tokoh utama. Alangkah baiknya apabila ada diantara tim kita yang punya bakat seni, dia bisa membuat efek darah ataupun efek dari wajah hantu yang akan muncul di akhir cerita.

7. Setting
Setting adegan juga sangat menentukan keberhasilan sebuah film horror. Umumnya film horror akan mengambil setting di sebuah rumah yang sepi atau di koridor sekolah. Jadi akan sangat tidak mungkin apabila kita mengambil adegan untuk film horror di keramaian seperti di sebuah Plaza 😀

8. Unpredictable Ending
Salah satu kelebihan dari film horror adalah kita tidak harus menyuguhkan ending yang jelas bagi penonton. Semakin rumit konflik yang terjadi, walaupun tidak terselesaikan, semakin bagus. Di akhir cerita, walaupun sosok pembunuh ataupun hantu tadi dimunculkan, namun tidak perlu ada penyelesaian, sehingga penonton akan dibiarkan penasaran dan menebak2 sendiri ending cerita sesuai keinginan mereka.

Demikian sedikit tips untuk membuat film amatir bergenre horror kita sendiri. Selamat berkarya!

Oleh: Wahyu Kurniawan




Comments are closed.