ITCHY Reunion… Defeated!!!

BY IN DotA Review Comments Off on ITCHY Reunion… Defeated!!!

Sungguh satu keunggulan yang boleh dibragging, bahwa setelah Dirty Dewa Syu mengundurkan diri dari arena laga 225 bulan Juni mendatang, masih ada juga yang mewarisi lambe moncolnya. Dan berkat lambe itu pulalah yang selalu mengatakan “ITCHY TL… ITCHY TL…” yang membangkitkan rasa ingin memelokoto dari dalam diri Dewa Babel, yang belakangan ini menang terus2an, setelah nyonyor terus2an, dan sempat berpikiran untuk pensiun juga dari gelar Dewanya.

Diawali dengan pertandingan partai tambahan antara YooHoo+Dewa Juragan melawan Dewa Yasalam dan iMboh, dimana YooHoo yang memegang Tiny dan Juragan dengan hero andalannya berhadapan dengan Slardar dan Jah’rakal. Tentu saja Jah’rakal cukup mudah dipelokoto pada permainan ini, mengingat Dewa Yasalam masih belum begitu mahir dan menguasai penggunaan hero ini secara maksimal, dimana Jah’rakal hampir selalu terlihat ngintil dibalik ketiaknya Slardar.

Masuknya Dewa Babel secara tiba-tiba ke arena 225, sempat membuat YooHoo dan Juragan kebingungan juga, masalahnya Dewa Babel langsung menebengi anak buahnya si Yasalam, dan ada satu waktu dimana Tiny dikejar oleh Yasalam sampai ke sungai di dekat Roshan, sebelum kemudian Yasalam kembali berhasil dipelokoto. Maka inilah pertandingan yang sebenarnya.

Pertandingan dibagi menjadi dua babak (thanks atas lambe Juragan) sehingga tim yang berlaga tetap sama (bahkan Babel dkk masih tetap menggunakan komposisi hero yang sama)
Pada pertandingan pertama, pertandingan berjalan sangat cepat, karena pada tim YooHoo, tidak ada hero area yang sanggup menahan laju Naga Siren. Ini adalah komposisi heronya

YooHoo: Barathrum
iMboh: Slardar
Juragan: Axe
— vs —
Dewa Babel: Naga Siren
Serenade: Lich
Muzifreak: Skeleton King

Sejak awal pertandingan, permainan terasa berat sebelah. Timnya ITCHY benar2 dibuat tidak berkutik dengan serangan2 Naga Siren, dimana Dewa Babel yang memang spesialisasinya adalah hero2 bayangan, seolah mampu muncul di lane mana saja, ketika dia dengan ilusi2nya membadak tower sendirian, dan hampir selalu sendirian!!! (walaupun kalau dihitung dengan ilusinya ya ngga sendirian dong)

Charge of Darkness dari Barathrum menjadi tidak begitu efektif karena saat sudah hampir dekat dengan sasaran, Naga Siren langsung split menjadi empat, dan absennya hero area membuat Dewa Babel mampu memelokoto musuh2nya, dengan kombinasi Ensnare dan Rip Tide nya. Sementara itu Axe, yang seharusnya mampu dijagokan sebagai hero counter dari Naga Siren, walaupun cukup mampu memelokoto di level2 awal, namun menjelang pertengahan pertandingan, counter helixnya sudah tidak begitu terasa lagi. Sementara itu support dari Lich King dan Skeleton King juga sangat mantap pada edisi kali ini.

Slardar sendiri setelah Naga Siren memiliki item Difusal Blade menjadi tidak berdaya di tengah Ensnare dari Naga Siren, sehingga mananya bisa cepat habis, dan praktis dia tidak bisa menstun area untuk sekedar menghilangkan ilusinya Dewa Babel. Maka dalam tempo yang singkat, Dewa Babel dan teman2nya langsung mendesak maju untuk mengalahkan Dewa Juragan dan kedua temannya.

Analisa YooHoo:
=========
Pada pertandingan yang pertama ini, jelas2 timnya Juragan telah salah memilih komposisi hero, dimana hero yang dipilih terdiri dari 3 hero STR semua, sementara pada tim lawan, semua tipe hero ada, dan Lich King juga adalah hero area dengan skill Chain Frostnya. Kemudian Skeleton King mampu melakukan tugasnya sebagai TB dengan cukup baik, dan ada saat2 dimana Barathrum yang sedang ngecharge, malah distun oleh Skeleton King. Jelas ini merupakan bukti pemilihan susunan hero yang tidak tepat. Maka hasil pertandingan sudah pasti bisa ditebak, karena di dalam tim Juragan, tidak ada satu hero pun yang bisa digunakan untuk menangkal Naga Siren.

Pertandingan kedua, masih dengan kelompok yang sama (sekali lagi terima kasih kepada Dewa Juragan untuk kemoncolannya), didapatkan hero2 yang bertanding sbb:

YooHoo: Jakiro
iMboh: Axe
Juragan: Strygwyr
— vs —
Dewa Babel: Naga Siren
Serenade: Lich
Muzifreak: Skeleton King

Untuk pertandingan kedua, YooHoo benar2 melakukan pertaruhan yang besar. Sebenarnya dia berharap pada Strygwyr agar bisa JADI, namun ternyata Strygwyr yang diharapkan mampu melawan Naga Siren pada level2 akhir, tetap tidak bisa menghasilkan sebuah hit yang mampu memutarbalikkan arah pertandingan. Kenapa dinamakan pertaruhan? karena jelas, apabila pada menit2 akhir, kedua temannya tidak bisa JADI, maka damage yang diberikan oleh Jakiro sudah pasti tidak begitu terasa lagi buat Naga Siren dan kedua temannya

Dual Breath dan skill pasif Jakiro, terbukti mampu meredam keberingasan Dewa Babel pada menit2 awal sampai pada pertengahan pertandingan. Bahkan tim Dewa Babel sempat terdesak, karena saat mereka menyerang dalam satu lane, Jakiro langsung mengeluarkan ulti yang jelas mampu memporak porandakan barisannya, dan bahkan ketika terjadi battle besar di lane bawah, YooHoo yang hanya mengeluarkan ultinya mampu menghasilkan double kill dimana dia bisa menyapu habis hero2 musuh yang bermaksud untuk menutuki tower di lane bawah.

Support Serenade yang terkenal dengan pembeli mata terbanyak dalam sejarah Dotters di 225, terbukti cukup membantu dalam memonitor arah gerakan lawan, walaupun belakangan sudah tidak terlalu efektif karena teman2nya sudah banyak yang tahu.

Penggunaan item Difusal Blade dari Strygwyr menurut YooHoo adalah satu keputusan yang kurang tepat. Namun belakangan ternyata item ini mampu menyelamatkan YooHoo dari situasi gawat ketika sekali lagi terjadi perang besar di lane tengah di depan tower Scourge. Ada kalanya pula, Strygwyr merasa ragu2 dalam menyerang karena melihat Naga Siren, sehingga Axenya menjadi mati sia2, padahal dibelakang Strygwyr sudah ada Jakiro yang siap mensupportnya.

Dilain pihak, Axe yang kadang2 terlalu berani maju, kena jeratan Naga Siren dan langsung dipelokoto habis2an oleh tim Dewa Babel. Hal2 kecil seperti inilah yang memicu semakin jadinya tim Babel, karena mendapat experience dan gold, sementara untuk Axe masih harus nunggu beberapa waktu sebelum dia bisa respawn.

Padahal Jakiro sudah mempunyai Blood Stone dan Heart of Tarasque, namun hal itu menjadi sia2 ketika serangan dari tim Juragan tidak fokus pada satu hero, dan malah menyerang sendiri2. Sekali lagi kerjasama tim sangatlah dibutuhkan dan menjadi penentu dalam keberhasilan suatu battle. Pada battle terakhir di depan tower Scourge, malah tambah ga karuan maneh, dimana Axe dan Strygwyr sudah dipelokoto terlebih dahulu oleh tim Dewa Babel, sementara Jakiro yang tersisa sudah pasti dijadikan bulan2an oleh mereka bertiga, yang walaupun HPnya hampir mencapai 4000, namun sudah pasti sakit ketika ditutuki oleh Naga Siren dan ilusi2nya, Skeleton King dengan criticalnya dan juga Serenade. Maka untuk kali kedua, tim Dewa Juragan harus menelan pil kekecewaan karena dikalahkan sekali lagi oleh Dewa Babel. Namun perlawanan yang diberikan pada pertandingan kedua ini sudah cukup lumayan dibandingkan dengan yang pertama, dan inilah bukti bahwa pemilihan komposisi hero memegang peranan yang sangat penting dalam kemenangan permainan ini, disamping tentu saja ditunjang oleh skill individu yang cukup lihai dari pemain yang bersangkutan.

Analisa YooHoo:
=========
Sebenarnya pada game yang kedua ini, ada CHANCE untuk bisa menang dengan perubahan komposisi hero pada tim Dewa Juragan. Jakiro memang dipersiapkan untuk meredam keberingasan Naga Siren yang selalu menjadi banyak dengan ilusi2nya. Axe, juga sebenarnya bisa menghajar ilusi2nya Dewa Babel dengan Counter Helixnya. Namun ada beberapa hal yang patut dipelajari dari kekalahan kali ini antara lain:
1. JANGAN SEKALI2 berada di hutan BERDUA SAJA, jika ada Lich King di pihak lawan. Apalagi Lich, yang dijalankan Serenade, selalu memasang mata di hutan, sehingga saat menunggu berdua di hutan, dengan mudah akan diserang dengan Chain Frost dan sudah dapat dipastikan mati bisa berdua.
2. Chain Frost seringkali diabaikan di tengah battle. Jika Lich mengeluarkan Chain Frostnya, menghindar dulu ke arah yang berlawanan. Ada saat2 dimana, Chain Frost ini dicuekin oleh Juragan dan konco2ne, sehingga walaupun tidak sampai mati, namun sudah cukup mengurangi HP dari masing2 hero.
3. Tidak sabar menunggu. Seringkali menyerang tidak dalam waktu yang bersamaan, sehingga hal itu menjadi pukulan balik bagi tim yang menyerang, karena tim Babel selain bagus dalam serangannya, mereka juga mampu defend dengan sangat baik. Axe yang suka terlalu maju, dengan mudah dapat dijerat oleh Siren dan disusul dengan stun dari Skeleton King, sementara temannya masih berada dalam posisi yang cukup jauh.
4. Item difusal Strygwyr kelihatannya kurang maksimal penggunaannya karena jarang sekali Juragan mengcast Purge pada musuh, kecuali pada saat Jakiro dikejar Skeleton King di lane tengah. Mendingan Strygwyr dari awal sudah menggunakan Battle Fury untuk meredam keberingasan Dewa Babel.
5. Tim Juragan masih terkesan main sendiri2 dan saat battle tidak ada combo yang diplan untuk menyerang, dan juga tidak ada target khusus yang dibuat sasarannya, sehingga dalam battle sering kacau dan malah membuat anggota mereka mati satu demi satu.
6. Tidak ada inisiatif dari tim Dewa Juragan untuk membeli item yang khusus untuk menolak Siren of Song, sehingga walaupun sempat menghajar Siren beberapa kali sampai HPnya sudah sangat merah, namun berkat songnya, Siren selalu berhasil meloloskan diri.

Semoga bisa lebih kompak lagi ya… It’s just a game… 🙂

-fin




Comments are closed.