Hujan-hujanan… Masih adakah?

BY IN Personal Stories 2 COMMENTS

Di kala anak2 jaman sekarang sudah tidak lagi menyukai permainan tradisional sebagaimana yang pernah kami lakukan semasa kecil, saya sempat berpikir, adakah kita masih bisa melihat anak2 yang bermain2 pada saat hujan turun? Maklumlah, saat ini generasi sekarang sudah dimanjakan dengan kemudahan tekhnologi yang mau tidak mau membuai mereka dan mengikat mereka untuk lebih lama berada di depan komputernya daripada beraktivitas dengan sesama mereka. Mau tidak mau, fenomena semacam ini sudah menjadi hal yang umum bagi kita semua. Seorang anak, yang seharusnya bisa menghabiskan waktunya dengan bermain2 dengan lingkungannya ‘dipaksa’ untuk menikmati lingkungannya sendiri, yang notabene berada di depan komputer.

Adanya situs jejaring sosial, game2 online dengan cerita dan grafis yang sungguh memikat, dan bahkan ada yang menawarkan kehidupan lain di dunia maya, semua itu memaksa anak2 kita untuk lebih dalam lagi tenggelam di dalam dunianya sendiri.

Masih berhubungan dengan tulisan saya sebelumnya tentang mendung dan hujan, ketika hari hujan, saya dan teman2 sangat senang, karena kami bisa bermain hujan2an sambil kejar2an. Di kampung saya yang kecil, saya punya beberapa teman sepermainan, dan ketika hari hujan, kami sangat senang berlari2 sambil bermain2 di tengah guyuran hujan. Pada saat itu, ada mitos bahwa semakin deras hujannya, semakin kami tidak akan jatuh sakit. Jadi mengikuti mitos tersebut, kami tidak akan berhujan2an apabila masih rintik2 atau gerimis, karena takut sakit. Anehnya, hal itu lebih banyak benarnya, walaupun kadang2 saat ini kalau mengingat hal itu, sepertinya mustahil. Tapi itulah yang terjadi.

Ya, mungkin saat ini kita tidak akan menjumpai anak2 yang bermain dalam hujan. Mungkin memang sudah tidak jamannya bermain dalam hujan, dan memang sebenarnya tidak dianjurkan bermain dalam hujan. Namun biarlah permainan hujan2an ini boleh menjadi salah satu permainan anak2 yang pernah ada pada satu generasi bangsa ini… 🙂




2 Comments

  1. bahari |

    kalau saya nanti jadi orang tua, anak saya mungkin akan dibiarkan oleh ibunya untuk bermain di bawah guyuran hujan, mengingat bahwa calon istri saya sempat ‘menyalahkan’ ibunya karena rentan sakit jika terkena air hujan. katanya sich karena ibunya dulu melarang dia bermain di bawah guyuran hujan, jadi kekebalan tubuhnya tidak terbentuk.