Review: The Sadistic Necrolyte vs The Offended Barathrum

BY IN DotA Review Comments Off on Review: The Sadistic Necrolyte vs The Offended Barathrum

SENTINEL

Sang Dewa Babel: Jakiro – Twin Head DragonMuzifreak Vicky: Barathrum – Spirit Breaker

Juragan Martinez: Lucifer – Doom Bringer

SCOURGE

Emboh Forever Isaac: Leoric – Skeleton King

YooHoo Squirrel Wahyu: Warlock – Demnok Lamnik (Denok Deblong)

A.I: Necrolyte

Mode: -apnpnesp

Lama Permainan: kira2 45 menit

Pemenang: SCOURGE!!!

Review Game:

Jika dilihat sekilas dari anggota tim yang berlaga, SENTINEL mestinya jauh lebih unggul. Dengan barathrum yang (mestinya) bertindak sebagai eksekutor, Jakiro untuk menghambat lawan dengan skil2 areanya serta Lucifer yang bisa mendisable skill musuh, mestinya tidak mengalami kesulitan untuk menundukkan lawannya. Dua Hero STR ditambah dengan 1 hero INT yang mana mempunyai strength yang cukup tebal dan cukup atos pula untuk dibunuh. Terlebih lagi, Jakiro adalah hero khusus tower dimana skill passivenya dapat menghabisi tower secara cepat. Namun apa yang terjadi justru kebalikannya…

Diawali dengan Sang Dewa Babel yang merangsek maju untuk membungkam Warlock di line bawah. Karena keberaniannya (baca:kenekatannya), Sang Dewa berhasil dibunuh dan menghasilkan first blood bagi Warlock. Namun rupanya hal itu untuk mengukur ketangguhan Jakiro semata. Terbukti setelah itu, Sang Dewa sangat berhati2 dalam menjaga towernya, terlebih lagi saat Barathrum datang, sementara di pihak Scourge, Warlock dibantu oleh Necrolyte.

Setelah level 6, ternyata Golem Warlock pun tidak bisa berbuat banyak menghadapi duet Jakiro+Barathrum, yang terjadi malah Necrolyte menjadi bulan2an dari tim Sentinel, sehingga menyaksikannya saja kami (tim Scourge) merasa tidak tega.

Walaupun tim Scourge pada awal unggul tower, keadaan segera berbalik, apalagi setelah Barathrum mempunyai MoM dan Lucifer mulai menggunakan Doomnya secara efektif, yang lebih sering diberikan kepada Necrolyte daripada Warlock. Sementara itu, King Leoric yang jadi tumpuan Scourge, tidak bisa berbuat banyak dalam menghadapi tekanan tim Sentinel yang secara membabi buta menyerang dan selalu menargetkan Necrolyte untuk dihajar dan digangbang terlebih dahulu.

YooHoo dan Emboh bertambah frustasi, ketika bahkan dicommand -od berkali2, Necrolyte seolah enggan mundur dan meninggalkan arena pertempuran, padahal dia cuma orang tua yang rapuh, dimana lawannya adalah celeng yang suka nyeruduk, naga berkepala dua dan juga rajanya setan (lebay yo… 🙂

Berikutnya keadaan Scourge semakin terdesak, titik terang mulai nampak, ketika terjadi perpecahan di kubu Sentinel. Vicky, yang merasa Barathrumnya sudah kuat, sempat dua kali ‘disampah’ oleh Necrolyte dengan skill dagon dan ulti-nya, membunuh Barathrum dengan sukses. Bahkan untuk kali yang kedua, Necrolyte tidak repot2 menggunakan ulti, karena darah Barathrum yang sudah sangat low, sehingga dengan sekali dagon saja, Barathrum sudah tumbang… 🙂

Perpecahan tim Sentinel semakin menjadi ketika tiga hero menyerang di line tengah dan Barathrum maju ke tengah frozen throne sendirian, sementara Sang Dewa dan Lucifer mundur teratur disertai dengan omongan Sang Dewa yang cukup menohok Barathrum : “Wis Barathrum ditinggal ae” sehingga menorehkan sayatan luka yang cukup serius, yang tidaklah mudah disembuhkan dalam hitungan waktu permainan DotA. Tatkala Barathrum yang ditinggal itu sudah pasti menjadi bulan2an Necrolyte dan kedua temannya, Sang Muzifreak Vicky bertekad untuk memisahkan diri dari teman2nya dan menyerang hanya dengan kekuatan sendiri. Dan disinilah titik balik serangan dari Scourge.

Saat hari semakin malam, permainan berkembang menjadi serangan yang semakin membabi buta dari tim Scourge, yang semakin percaya diri dari pemain2nya, dan Warlock pun sudah mempunyai Agahnim dan Refresher Orb yang mengakibatkan dia mampu mengeluarkan 4 golem sekaligus!!! Namun sayangnya pada permainan akhir, damage yang dihasilkan sudah tidak terlalu terasa lagi bagi lawan2nya…

Demikianlah, setelah sukses menjebol line atas, berkat kerjasama yang apik dari Leoric dan Warlock, serta pancingan dari Necrolyte yang ada di line tengah, Scourge kembali menancapkan kukunya, menghunjam ke ulu hati pemain2 Sentinel; meskipun demikian, ada kalanya dimana semua tim Scourge terbunuh dan Sang Dewa Babel berusaha mengobarkan semangat konco2ne untuk STRIKES BACK…

Sayang sekali, Sang Muzifreak Vicky sudah ngambek, jadi permainan menjadi monoton dan dengan cepat, Scourge mengambil alih permainan lagi dan Tree of Life berhasil direbut!!!

KESIMPULAN.

DotA adalah permainan tim… Jangan sekali2 membuat statement yang mengakibatkan terjadinya perselisihan dan perselegenjean di dalam tim, sehingga hasil akhir pertandingan dapat berbalik 180 derajat… (Sorry yo Bel… :))




Comments are closed.