Main Perang2an pakai Dumpis

BY IN Personal Stories Comments Off on Main Perang2an pakai Dumpis

Kisah kali ini masih tentang masa kecil saya. Dulu saya sering sekali bermain bersama teman2 saya di ddalam kampung kami yang kecil. Salah satu permainan yang cukup menarik saat itu adalah main perang2an dengan menggunakan petasan dumpis. Teman saya Amir, yang terkenal dengan ketrampilannya, membuat pistol2an dari kayu yang bagus sekali untuk ukuran anak2. Dia membuat sepasang pistol dan juga membuat bom granat yang terbuat dari sekrup yang digabungkan dan disambung dengan tali rafia. Setiap kami lemparkan sekrup dengan rafia tersebut, saat menyentuh tanah, dumpisnya akan meletus dan menimbulkan suara yang cukup keras.

Kami kemudian membentuk group. Group pertama terdiri dari saya dan Amir, tentu saja. Dan gruo yang kedua adalah Arif, adiknya Amir dan Ishak. Biasanya kami melakukan permainanini saat libur puasa, jadi sepanjang pagi sampai siang hari, kami habisakan waktu dengan main perang2an. Saya dan Amir bahkan sempat merancang strategi untuk menyerang dan bertahan. Perang biasanya kami awali dengan masing2 group berada di ujung gang depan dan belakang dari kampung kami. Seru banget deh pokoknya…

Satu ketika, terjadi peperangan yang cukup seru di depan gang. Saya masih mempunyai sebuah bom di tangan ketika Amir yang sudah kena tembak duluan memberi tanda kepada saya, bahwa Ishak sudah kehabisan amunisi. Maka dengan setengah berlari dan berteriak keras, saya keluar dari tempat persembunyian seraya mengangkat bom tinggi2. Menyadari hal itu, Ishak berusaha lari, namun dia tidak melihat bahwa dibelakangnya ada bantal dan guling dari mbak Tatik tetangga kami yang memang saat itu sedang dijemur karena matahari memang lagi terik2nya. Apa yang terjadi? Tubuh Ishak menabrak meja tempat dijemurnya bantal guling tsb sehingga bantal gulingnya jatuh ke tanah. Kebetulan saya juga tidak mempedulikan hal itu. Yang ada di pikiran saya cuma menghabisi Ishak. Sementara Ishak juga jatuh, saya langsung melemparkan bom dumpis di sebelahnya. Suara dumpis meletus keras dan mbak Tatik tiba2 keluar dari rumah dan kami pun lari semburat kemana2 setelah mengembalikan bantal guling ke tempat semula. Ishak yang memang terlambat lari kena diomelin mbak Tatik.

Sejak kejadian itu, kami jadi lebih berhati2 lagi kalau bermain perang2an. Apakah permainan semacam ini sudah tidak ada lagi ya di jaman sekarang?




Comments are closed.